DPR Sesalkan Proyek MRT Jakarta Tak Libatkan PT KAI

04-03-2013 / KOMISI XI

Anggota Komisi XI DPR Muhammad Hatta menyesalkan sistem pengelolaan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta atau sistem pengangkutan gerak cepat di Jakarta yang tidak melibatkan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

Dia menilai, penyediaan jasa transportasi massal adalah usaha yang prestisius sekaligus prospektif. "Kenapa MRT tidak dikelola PT KAI. Betapa luar biasanya bisnis ini. Bahkan di Hongkong, bisnis ini sangat menggurita. Sangat jelas bisnis ini sangat menguntungkan," jelas Hatta saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi XI dengan Dirut PT KAI Ignasius Jonan beserta jajarannya di Gedung Nusantara I, Senayan (4/3).

Menurut Hatta, Singapura dan Hongkong menempatkan MRT sebagai transportasi utama sekaligus bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan besar. "Seharusnya MRT dapat dikelola oleh perusahaan milik negara, bukan justru malah dikuasai pihak asing, Kenapa tidak diproteksi, ada kendala apa, dan kenapa malah perusahaan asing JICA (Japan International Corporation Agency) yang terlibat. Apa yang terjadi? Giliran bisnis yang menguntungkan, melibatkan pihak asing. Tapi ketika bagian bisnis yang rugi dikelola oleh orang kita sendiri,” sesal Hatta saat rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi XI Andi Timo Pangerang itu.

Menanggapi pernyataan dari Hatta, Dirut PT KAI Igansius Jonan membenarkan bahwa PT KAI tidak terlibat dalam proyek MRT Jakarta. PT MRT Jakarta dimiliki dua pihak, Pemda Provinsi DKI Jakarta dan PD Pasar Jaya. Untuk menopang biaya proyek ini, Indonesia menerima pinjaman dari JICA.

“Dalam UU Perkeretaapian, PT KAI tidak lagi memonopoli kegiatan perkeretaapian. Kami hanya menguasai jalur yang sudah ada. Untuk pengembangan jalur baru termasuk MRT Jakarta, swasta dan Pemprov DKI Jakarta kami persilakan untuk terlibat,” jelas Jonan.

Dalam proyek MRT Jakarta ini, tambah Jonan, PT KAI hanya terlibat dalam peranan konsultatif. PT KAI siap membantu apabila pihak yang terlibat dalam proyek membutuhkan saran dari PT KAI. (sf/si). foto:ry/parle

BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...